INBRITA.COM, SUNGAI PENUH – Alvia Santoni, S.E., M.M., gelar Depati Payung Kinantan Lidah Negri Kecik Tanah Jambi,calon WaliKota Sungai Penuh, dengan penuh kehangatan turut berbaur bersama masyarakat dalam acara Lek Nagroi Swarnabumi memperingati 150 tahun Masjid Agung Pondok Tinggi. Kehadiran Antos di tengah-tengah masyarakat menunjukkan komitmenya untuk ikut merasakan kebanggaan dan kegembiraan dalam perayaan bersejarah ini.
Pada hari kedua Lek Nagroi Swarnabumi 150 tahun Mesjid Agung Pondok Tinggi diadakan acara Naheik Pamau, Antos bersama masyarakat Pondok Tinggi dengan penuh semangat turut hadir dalam prosesi ini . Mengenakan pakaian laki-laki dahin atau busana tradisional tempo dulu. Penampilan Antos yang berbalut pakaian adat tersebut seolah membawa kita kembali ke masa perjuangan para leluhur dalam membangun Masjid Agung Pondok Tinggi.
Dengan mengikuti setiap proses acara Naheik Pamau ini, Antos tidak hanya menunjukkan komitmennya dalam melestarikan tradisi, tetapi juga memperlihatkan bagaimana pentingnya menjaga semangat gotong royong dan kebersamaan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Antos juga menjelaskan Naheik Pamau adalah sebuah tradisi yang penuh makna, di mana masyarakat bergotong royong menarik kayu besar secara bersama-sama. Prosesi ini seperti napak tilas perjuangan nenek moyang, yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam usaha membangun Masjid Agung Pondok Tinggi.
“Melalui Naheik Pamau, kita mengulang semangat gotong royong yang menjadi landasan utama dalam membangun masjid sebagai simbol keteguhan iman dan kebersamaan. Tradisi ini mewujudkan warisan yang abadi, tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga nilai-nilai luhur persatuan dan kerja sama yang terus hidup di dalam jiwa masyarakat Pondok Tinggi”,ujar Antos (15/9)
Antos juga memberi Apresiasi kepada Seluruh masyarakat , Tokoh Wanita dan Tokoh Pemuda,Depati Ninik Mamak, Lembaga Adat Depati Payung Pondok Tinggi yang menjadi panitia dalam Kenduri Swarnabhumi Lek Nagroi mengusung semangat “Mangkaik Baton Tarnda-Ngidut Pitiah nga Lamao” sebagai wujud kebersamaan dan gotong royong.ini ungkapan atau cerminan dan filosofi mendalam tentang tanggung jawab bersama dalam menjaga adat, budaya, dan tradisi, sekaligus menggambarkan semangat yang luar biasa dalam upaya mengumpulkan dukungan dan menciptakan kebersamaan dalam mensukseskan acara ini.
Editor: Vv
