inBrita .com,Lukman Leong, analis mata uang dan komoditas Doo Financial Futures mengatakan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS melemah terkait pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikarenakan imbas kesepakatan tarif Dengan sejumlah negara.
Nilai rupiah diprediksi akan melemah terhadap dolar AS yang menguat cepat merespons pernyataan Trump akan potensi kesepakatan tarif dengan India, Korea, Jepang dan China,” ujarnya dikutip ANTARA di Jakarta, Jumat.
Kesepakatan dengan negara-negara tersebut diharapkan akan mampu mengendalikan resesi pada ekonomi AS.Presiden di Peterson Institute for International Economics (PIIE) Adam Posen baru-baru ini risiko resesi AS sebesar 65 persen, terkait ketidakpastian kebijakan AS.
Peneliti senior nonresiden di PIIE Gary Clyde Hufbauer juga menilai resesi akan terjadi pada pertengahan tahun ini, seiring dugaannya terhadap sentimen konsumen atas ketidakpastian dunia usaha akan membebani kinerja kuartal II-2025 ekonomi AS.
The Kobeissi Letter, sebuah publikasi finansial, turut mencatatkan bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) awal pada kuartal I-2025 tercatat negatif 0,3 persen, jauh di bawah ekspektasi 0,3 persen. Hal ini menandakan angka PDB negatif terendah dan pertama sejak kuartal II-2022, yang berarti kontraksi PDB di AS telah dimulai dan berbagai indikator kini menunjukkan resesi menjadi skenario dasar pada tahun 2025.
“Fokus investor saat ini lebih besar pada perkembangan seputar tarif,” ucap Lukman.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Jumat pagi di Jakarta melemah sebesar 25 poin atau 0,15 persen menjadi Rp16.602 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.577 per dolar AS.