Home / Daerah / SUNGAI PENUH

Selasa, 11 Februari 2025 - 12:35 WIB

RSUD Mayjen H.A Thalib Sungai Penuh Peringati Hari Epilepsi Day Sungai Penuh

Rumah Sakit MH Athalib Sungai Penuh Merayakan Hari Epilepsi

Rumah Sakit MH Athalib Sungai Penuh Merayakan Hari Epilepsi

Untuk memperingati Hari Epilepsi Sedunia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan kesadaran tentang epilepsi, gangguan neurologis umum yang dapat menyerang siapa saja, pada usia berapa pun.

Diperkirakan 4,7 juta orang penderita epilepsi tinggal di Kawasan Mediterania Timur. Penyakit ini termasuk dalam 3 gangguan neurologis yang paling sering ditemui di fasilitas perawatan kesehatan primer di 20 dari 22 negara dan teritori di Kawasan tersebut.

Meskipun prevalensinya tinggi, hambatan terhadap perawatan dan pemahaman masih tetap ada, khususnya di negara berpendapatan rendah dan menengah serta dalam situasi darurat.

Epilepsi ditandai dengan kejang berulang yang terjadi akibat pelepasan muatan listrik yang berlebihan pada sekelompok sel otak. Kejang bervariasi dalam durasi, tingkat keparahan, dan frekuensinya, tergantung pada bagian otak mana gangguan tersebut bermula dan seberapa jauh penyebarannya. Gejalanya dapat meliputi perubahan sensasi (seperti perubahan penglihatan, pendengaran, dan pengecapan), inkontinensia, lidah tergigit dan cedera lainnya, kebingungan yang tidak dapat dijelaskan, mengantuk, lemas, kehilangan kesadaran, dan gerakan lengan, kaki, atau seluruh tubuh yang tiba-tiba dan tidak terkendali.

Baca juga :   Gempa Guncang Padang Panjang Sumbar, Beruntun dalam 2 Menit

Sebagian besar penyebab epilepsi simptomatik dapat dicegah dan diobati. Obat antiepilepsi modern efektif dan relatif murah. Pada 70% orang, epilepsi dapat dikendalikan sepenuhnya dengan obat antiepilepsi.

Baca juga :   HUT RI 79 PJ Bupati Asraf Buka Secara Resmi Kerinci Bike Adventure

Meskipun epilepsi memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, stigma tetap menjadi tantangan besar. Di banyak masyarakat, orang yang hidup dengan epilepsi menghadapi diskriminasi, pengucilan sosial, dan pelanggaran hak asasi manusia. Mereka sering kali ditolak aksesnya terhadap pendidikan dan pekerjaan, yang merusak martabat dasar manusia dan memperburuk dampak fisik, emosional, dan psikologis dari penyakit tersebut. Perempuan dan anak perempuan dengan epilepsi menghadapi risiko yang lebih tinggi. Mereka mungkin mengalami diskriminasi sosial dan kekerasan berbasis gender tambahan.(Eni Syamsir)

Berita ini 15 kali dibaca

Share :

Baca Juga

SUNGAI PENUH

Polres Kerinci Amankan Pengguna Narkoba di Salah Satu Rumah Tim Sukses

Daerah

Dukungan Masyarakat Dusun Air Sempit Menguat Untuk Antos – Lendra
“Wako Sungai Penuh Alfin SH hadiri ground breaking SPPG Polres Kerinci”

SUNGAI PENUH

Wako Alfin Apresiasi Ground Breaking SPPG Polres Kerinci

Daerah

Darurat Narkoba, Kapolres Himbau Masyarakat Perangi Narkoba

SUNGAI PENUH

Terbitkan Surat Edaran , Wako Alfin SH : Nilai Keagamaan Fondasi Pembangunan di Kota Sungai Penuh
Wawako Azhar Hamzah dan Ketua GOW Marwati mengenakan busana hijau saat menghadiri Minilok Lintas Sektor percepatan penurunan stunting di Sungai Penuh."

SUNGAI PENUH

GOW Sungai Penuh Dorong Gerakan Peduli Anak Sehat

Daerah

Musrenbang Memiliki Peran Strategis Penyampaian Pokir DPRD
Wali Kota Sungai Penuh menerima penghargaan Aksi Stunting 2025 dari Pemprov Jambi

SUNGAI PENUH

Walikota Sungai Penuh Dua Raih Penghargaan Sekaligus!