Sungai Penuh – Pesta demokrasi selayaknya disambut dengan penuh sukacita dan kebahagian menyambut dan memilih pemimpin baru sebuah daerah, meskipun ditengah pandemi covid-19 yang serba menuntut kita untuk membatasi diri sehingga tidak tertular dan terpapar virus tersebut.
Mencoreng demokrasi dengan sikap premanisme adalah sebuah kegagalan dalam memaknai eforia “pesta demokrasi” itu sendiri.
Memilih dan ingin dipilih adalah sikap kesatria tanpa ada pemaksaan terhadap suara. Karena seyogyanya rakyatlah yang punya kuasa terhadap itu semua.
Bercermin pada kejadian beberapa waktu yang lalu, saat penolakan terhadap kedatangan pasangan 02 Fikar – Yos untuk menemui konstituennya di daerah dan berujung pada pelemparan yang terjadi di Kecamatan Koto Baru yang juga memakan korban.
Akhirnya kita mempertanyakan, seberapa dewasanya kita dalam berdemokrasi. Apakah proses demokrasi yang tinggal hitungan hari ini akan terus kita nodai dengan sikap-sikap premanisme, intimidasi dan lainnya dalam rangka memenagkan pilkada.
Mari kita rayakan pesta demokrasi ini dengan segala sukacitanya. Karena kita tidak tinggal di negeri “premanisme”. (Wnd)