Sungai Penuh,Inbrita.com – Ibu Annisa wanita usia 54 tahun hari ini dengan penuh harapan agar bisa sembuh dari sakitnya menuju ketempat praktek salah satu Dokter penyakit dalam di Kota Sungai Penuh,yaitu Apotek Sultan yang beralamat di jln Muradi Kota Sungai Penuh.
Sesampai di tempat Praktek sekitar pukul 14.00 Wib.Disana Ibu Annisa disambut oleh perawat jaga,dan ditanya Ibu Annisa mau berobat kemana, tujuan kedokter mana.
” Saya mau berobat kedokter Penyakit dalam R,kira-kira buka praktek jam berapa ya…” Ujar Ibuk Annisa.(11/4)
Salah seorang perawat mengatakan ,Dokter buka praktek pukul 15.00 nanti ujar sang perawat.Tapi bagi pasien yang yang datang awal akan menjadi pasien pertama, meskipun sudah ada yang daftar.
Mengingat rasa sakit naik motor karena bolak balik jika harus pulang kerumah,Ibu Annisa menunggu dari jam 14.00 – 15.00 Wib.Dan Dokter R datang pada pukul 17.00,Padahal dalam kurun waktu yang begitu panjang ibu Annisa harus menahan sakit karena duduk lama,pusing.
Tetapi apa yang terjadi ketika Dokter R datang,yang di panggil malahan pasien lain yang baru datang,ibu Annisa langsung menanyakan ke perawat,kenapa pasien yang baru datang di panggil duluan.
Dengan seenak nya perawat tersebut mengatakan bahwa pasien tersebut yang duluan untuk didaftarkan.seolah amnesia dengan perjanjian awal
Ibuk Annisa bingung,saya yang menunggu sudah lama tidak di panggil, sementara yang baru datang di panggil.
” Ini ada apa, pelayanan seperti apa di tempat praktek Sultan ini,seenak saja mendahukan pasien lain,apa karena keluarga nya,atau gimana”,,ujar Ibuk Annisa sedih.
Ibu Annisa merasa kecewa ,begitu buruk nya pelayanan kesehatan di tempat praktek Sultan Kota Sungai penuh.Dimana perawat berlaku seenaknya.
Dengan kecewa Ibu Annisa tidak jadi berobat, Lantaran perawat tetap tidak memenuhi janjinya yang pertama datang dialah yang duluan mendapat perawatan.Ibu Annisa mengatakan,tidak mudah untuk seorang perempuan yang sakit duduk berjam-jam karena ingin cepat bisa berobat.Tapi kenyataannya pelayanan buruk tetap buruk,karena didukung perawat yang bermental buruk , nepotisme, ungkap Ibu Annisa (VR)