Sungai Penuh, iNBrita.com — Pemerintah Provinsi Jambi telah menyalurkan Rp11 miliar untuk program bedah rumah tahun 2025.
Sementara Kabupaten Kerinci hanya mendapat 31 unit senilai Rp 620 juta. Kota Sungai Penuh bahkan menjadi yang paling sedikit di seluruh Jambi hanya 30 unit senilai Rp600 juta.
Sebaliknya, Kabupaten Merangin—kampung halaman Gubernur Al Haris—mendapat jatah terbesar. Daerah ini menerima 86 unit bantuan dengan total anggaran Rp1,72 miliar.
Kuota Program Bedah Rumah 2025:
Merangin: 86 unit (Rp1,72 miliar)
Muaro Jambi: 61 unit (Rp1,22 miliar)
Sarolangun: 56 unit (Rp1,12 miliar)
Kota Jambi: 50 unit (Rp1 miliar)
Tebo: 50 unit (Rp1 miliar)
Batanghari: 44 unit (Rp880 juta)
Tanjab Timur: 51 unit (Rp1,02 miliar)
Tanjab Barat: 51 unit (Rp1,02 miliar)
Bungo: 40 unit (Rp800 juta)
Kerinci: 31 unit (Rp620 juta)
Sungai Penuh: 30 unit (Rp600 juta)
Perbedaan alokasi ini memicu kekecewaan masyarakat. Warga menilai perlakuan pemerintah provinsi tidak adil.
“Gubernur datang, kami sambut dengan adat dan penghormatan,” kata Ruslan, tokoh masyarakat Kerinci-Sungai Penuh. “Tapi ketika pembagian anggaran, kami seperti anak tiri.”
Jul, warga Sungai Penuh, juga mengeluhkan kondisi infrastruktur. “Bukan hanya soal bedah rumah,” ujarnya. “Jalan provinsi di Danau Kerinci dan Keliling Danau rusak bertahun-tahun. Tidak pernah diperbaiki. Di mana keadilan untuk Kerinci?
Ketimpangan yang Berulang
Ketimpangan anggaran ini bukan hal baru. Pada pembahasan APBD 2025 sebelumnya, Kerinci dan Sungai Penuh juga menerima porsi kecil dibanding daerah lain.
Kebutuhan masyarakat terhadap rumah layak huni, jalan yang baik, dan fasilitas dasar tetap tinggi. Namun, perhatian pemerintah provinsi terhadap dua daerah ini terus tertinggal.
Hingga berita ini ditulis, Gubernur Al Haris dan Pemerintah Provinsi Jambi belum menjelaskan dasar penentuan alokasi program tersebut.