Jakarta, iNBrita.com – Saat musim hujan tiba, udara jadi lebih dingin, basah, dan lembap. Banyak orang merasa rumah terasa pengap dan kurang nyaman karena ventilasi sering ditutup agar air hujan tak masuk. Di sisi lain, ada juga yang merasa udara justru kering dan memilih menyalakan humidifier untuk membuat ruangan lebih nyaman. Tapi, apakah alat ini benar-benar dibutuhkan saat musim hujan?
Apa Itu Humidifier?
Humidifier atau pelembap udara berfungsi menambah kadar air di udara dengan menyemprotkan kabut halus. Alat ini efektif saat udara terasa kering, seperti di ruangan ber-AC. Dengan kelembapan yang terjaga, kulit dan bibir tidak mudah kering, serta tenggorokan dan saluran pernapasan tetap nyaman.
Apakah Aman Dipakai Saat Musim Hujan?
Musim hujan biasanya membuat kelembapan udara alami meningkat. Artinya, tidak semua rumah perlu menyalakan humidifier. Jika kelembapan sudah tinggi, penggunaan alat ini malah bisa memperburuk keadaan. Udara yang terlalu lembap justru memicu jamur, tungau, dan bau apek di rumah.
Menurut Medical News Today, kelembapan berlebih dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan memperparah alergi. Karena itu, sebelum menyalakan humidifier, pastikan dulu kondisi udara di rumahmu.
Kapan Humidifier Tetap Dibutuhkan?
Beberapa kondisi tetap membutuhkan humidifier, bahkan di musim hujan. Misalnya, jika kamu tinggal di rumah dengan ventilasi rapat atau sering menyalakan AC dan pemanas ruangan. Kombinasi ini bisa membuat udara di dalam rumah tetap kering meski di luar sedang hujan. Dalam kondisi seperti ini, humidifier membantu menjaga kelembapan ideal di kisaran 40–50%.
Kapan Harus Dihindari?
Kalau kelembapan udara sudah di atas 60%, sebaiknya hentikan penggunaan humidifier. Tanda-tanda ruangan terlalu lembap bisa terlihat dari dinding yang berembun, munculnya jamur, atau bau lembap. Kondisi ini tak hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga bisa merusak perabotan kayu dan cat tembok.
Tips Aman Menggunakan Humidifier di Musim Hujan
Agar tetap aman dan efektif, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Pantau kelembapan udara dengan hygrometer, idealnya di angka 40–50%.
Gunakan air suling atau demineralisasi agar tidak memicu jamur dan bakteri.
Perhatikan posisi dan jenis humidifier. Hindari model uap panas di dekat anak-anak.
Matikan humidifier bila ruangan terasa lembap, dan ganti dengan dehumidifier atau buka jendela untuk meningkatkan sirkulasi udara.
Kesimpulan
Humidifier memang bermanfaat, tapi tidak selalu diperlukan di musim hujan. Kuncinya ada pada mengatur keseimbangan kelembapan udara di rumah. Jika digunakan dengan tepat, alat ini bisa membantu menjaga udara tetap nyaman tanpa memicu masalah baru.
(VVR*)













