Jambi, iNBrita.com – Rotasi Bumi mengalami percepatan pada Selasa (5/8/2025), menjadikan hari ini sebagai yang terpendek sepanjang tahun.
Dilansir dari Space, Para ilmuwan mencatat durasi rotasi Bumi lebih cepat sekitar 1,25 milidetik dibandingkan rata-rata hari biasa yang berlangsung 86.400 detik atau 24 jam.
Ahli rotasi Bumi dari Universitas Negeri Moskow, Leonid Zotov, menilai percepatan ini belum sepenuhnya dipahami.
“Model laut dan atmosfer tidak dapat menjelaskan percepatan besar ini,” kata Zotov dikutip dari New York Post
Rotasi teknis Bumi berlangsung 23 jam 56 menit 4,1 detik. Namun karena Bumi mengorbit Matahari, kita mengenal hari Matahari selama 24 jam. Pada Juli–Agustus 2025, ilmuwan mendeteksi tiga hari lebih pendek: 9 Juli, 22 Juli, dan 5 Agustus.
Posisi Bulan terhadap garis khatulistiwa memengaruhi gaya pasang surut. Saat Bulan menjauh dari khatulistiwa, rotasi Bumi dapat meningkat. Fenomena ini mirip dengan seluncur es: menarik lengan ke dalam membuat putaran lebih cepat.
Ilmuwan menduga perubahan pada inti cair Bumi turut mempercepat rotasi. Aktivitas manusia juga berperan, seperti perpindahan air tanah dan mencairnya es akibat perubahan iklim. Peristiwa besar, seperti gempa Jepang 2011, bahkan mempersingkat hari hingga 1,8 mikrodetik.
Perubahan ini tidak memengaruhi kehidupan sehari-hari karena jam tetap menunjukkan 24 jam. Namun jika selisih waktu melebihi 0,9 detik, lembaga IERS akan menambahkan “detik kabisat” untuk menjaga sinkronisasi waktu
Sekitar 1–2 miliar tahun lalu, satu hari hanya berlangsung 19 jam karena Bulan lebih dekat ke Bumi. Seiring Bulan menjauh, hari-hari menjadi lebih panjang. Fenomena percepatan ini adalah bagian dari dinamika alam semesta yang kompleks. (***)









