PADANG, INBRITA.com – Gunung Marapi di Sumatra Barat kembali mengalami erupsi pada Sabtu (8/3/2025) pukul 10.41 WIB. Namun, tinggi kolom abu tidak dapat diamati karena tertutup kabut Dilansir dari Kompas.com
Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA), aktivitas vulkanik ini terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 mm dan berlangsung selama 55 detik. Sehari sebelumnya, pada Jumat (7/3/2025), gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Agam dan Tanah Datar ini juga meletus, disertai suara dentuman keras yang terdengar hingga ke permukiman warga.
Gunung Marapi saat ini berstatus Level II (Waspada). Pihak berwenang mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah, mengingat potensi bahaya yang masih tinggi. Selain itu, penduduk yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di gunung diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan banjir lahar, terutama di tengah musim hujan.
“Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama terhadap ancaman lahar hujan yang bisa terjadi sewaktu-waktu,” ujar Teguh Purnomo, petugas PGA. Ia juga menyarankan warga menggunakan masker jika terjadi hujan abu guna mencegah gangguan kesehatan.
Gunung Marapi telah mengalami peningkatan aktivitas sejak akhir 2023. Pada 3 Desember 2023, letusan besar menyebabkan 23 pendaki kehilangan nyawa. Aktivitas vulkanik yang berlanjut juga berdampak pada bencana banjir lahar yang terjadi pada 11 Mei 2024, menewaskan 60 orang di wilayah Tanah Datar, Agam, dan Padang Pariaman.
Dengan kondisi saat ini, masyarakat di sekitar Gunung Marapi diminta untuk terus mengikuti perkembangan informasi dari pihak berwenang dan tetap siaga menghadapi kemungkinan erupsi susulan.